Tanggal 28 Agustus 2015, Piala Kang Dedi Mulyadi Cup kick off. Artinya turnamen pra musim kompetis sepakbola resmi digelar dan diikuti oleh 16 tim se Jawa Barat.
Sekretaris Panpel Piala Kang Dedi Mulyadi Cup, Ahmadsyah membenarkan pihaknya sudah menyiapkan tahapan turnamen pra musim ini. Mula dari tahapan pengundian grup sampai fase babak penyisihan grup.
Sedianya turnamen ini diikuti 16 tim namun sampai Selasa (28/7/2015) baru 13 tim yang sudah mengkonfirmasi bakalan hadir.
"Sudah ada yang konfirmasi 13 tim sisanya menyusul, tapi harapan kami bisa lebih banyak," tuturnya.
Sebelumnya, dipastikan turnamen ini digelar menyusul kosongnya kompetisi sepakbola Indonesia yang sampai hari ini masih mandeg.
Inisiatif menghidupkan sepakbola daerah terus dilakukan agar saat kompetisi berjalan pesepakbola tetap bugar secara fisik maupun support moril. Maka turnamen ini harapannya menjadi jawaban insan pecinta sepakbola Indonesia khususnya Jawa Barat.
Beberapa tim asal Jawa Barat semisal Persib kemungkinan akan ikut Piala Kang Dedi Mulyadi 2015. Tak hanya tim Persib beberapa tim lain seperti Persikabo Bogor dan PSIC Caimis kemungkinan juga mengikuti turnamen ini.
"Tim Dvisi Utama seperti Persikabo Bogor dan PSIC Ciamis akan diundang juga, Tim Liga Nusantara se-Jabar menjadi perioritas untuk peserta turnamen," ujar Ketua Panitia Pelaksana Piala Kang Dedi Mulyadi 2015 Asep Dzulfikor belum lama ini.
Sabtu, 22 Agustus 2015
Jumat, 29 Mei 2015
Persikad Purwakarta Memandang Perlunya Pelaksana tugas PSSI
Purwakarta – CEO Persikad Purwakarta, Adi Gunaya, berharap kisruh sepak bola nasional segera usai. Menurutnya, keputusan Kemenpora membekukan PSSI harus dipandang dengan sudut yang baik, bukan semata menambah pro dan kontra.
Hanya saja, dalam pandangan pria yang disapa “Adi Kumis” itu, PSSI yang dibekukan Kemenpora adalah PSSI era Djohar Arifin Husin. Seperti diketahui, surat pembekuan PSSI ditandan tangani Menpora Imam Nahrowi pada 17 April, saat La Nyalla Mattalitti belum terpilih. Sementara La Nyalla baru terpilih dalam KLB di Surabaya, 18 April lalu.
“Persikad Purwakarta menganggap seharusnya saat ini ada plt (pelaksana tugas) PSSI jika memang dibekukan. Kalau dibiarkan begini saja, kan yang menelan imbasnya adalah klub seperti kami ini,” kata Adi kepada TopSkor.
Lebih lanjut, klub yang baru saja pindah dari Kota Depok ke Purwakarta itu berharap kompetisi bisa segera bergulir. Menurutnya konflik federasi sepak bola Indonesia dengan pemerintah harus segera disudahi dengan jalan tengah yang baik.
“Jangan lagi ada saling mengkambing hitamkan atau saling menyalahkan. Nasi sudah menjadi bubur, mari saatnya semau yang peduli dengan
sepak bola bergerak bersama untuk kebaikan sepak bola nasional,” pungkasnya.Rabu, 20 Mei 2015
Persikad Purwakarta?
Foto Kondisi Lapangan Stadion Purnawarman di Purwakarta
Persikad Purwakarta? Tim apaan, tuh? Setahu saya, Persikad merupakan kependekan dari Persatuan Sepak Bola Indonesia Kota Depok. Dalam pola akronim yang sama, Persija kependekan dari Persatuan Sepak Bola Indonesia Jakarta, Persib kependekan dari Persatuan Sepak Bola Indonesia Bandung, Persikab kependekan dari Persatuan Sepak Bola Indonesia Kabupaten Bandung, dan seterusnya.
Bagaimana bisa Persikad kependekan dari Persatuan Sepak Bola Indonesia Purwakarta? Usut punya usut, awalnya Persikad memang kependekan dari Persatuan Sepak Bola Indonesia Kota Depok, tapi karena alasan minim dukungan dana di kota asalnya, tim ini ditawarkan ke pihak Purwakarta. Alasannya, di Purwakarta ada orang-orang yang bersedia menyandang dana buat Persikad dan Purwakarta kabarnya memiliki stadion yang lebih representatif dibanding Depok.
Bagaimana dengan klub asli Purwakarta sendiri? Di sana ada Persipo, kependekan dari Persatuan Sepak Bola Indonesia Purwakarta (mungkin, ketika tim ini didirikan pada 1964, nama kota itu masih ditulis Poerwakarta). Persipo ini masih resmi Pemerintah (Kabupaten) Purwakarta, dengan ketuanya Bupati Dedi Mulyadi. Sampai sejauh ini, Persipo masih berlaga di Divisi Dua Liga Indonesia, kompetisi tingkat empat di negeri ini, di bawah Liga Super Indonesia, Divisi Utama, dan Divisi Satu. Jadi, di Purwakarta sekarang ada dua tim dengan pola akronim yang biasa dipakai di kompetisi perserikatan dulu. Di satu pihak, mungkin nama Purwakarta akan turut terangkat karena tim terdahulu, Persipo, masih berkutat di divisi yang lebih rendah. Di pihak lain, bagaimana dengan (pembinaan) sepak bola di Depok sendiri? Apakah akan muncul klub lokal dengan nama baru? Atau akan ada Persikad "Tandingan" misalnya?
entah harus bagaimana, beginilah sepakbola negeri kita. yg terpenting kita harus tetap mendukung tim yang sudah/akan mengharumkan nama kota kelahiran kita tercinta. seperti slogan: "support your locall team" demi menggairahkan animo sepakbola negri kita atau daerah kita ini.
Persikad Purwakarta? Tim apaan, tuh? Setahu saya, Persikad merupakan kependekan dari Persatuan Sepak Bola Indonesia Kota Depok. Dalam pola akronim yang sama, Persija kependekan dari Persatuan Sepak Bola Indonesia Jakarta, Persib kependekan dari Persatuan Sepak Bola Indonesia Bandung, Persikab kependekan dari Persatuan Sepak Bola Indonesia Kabupaten Bandung, dan seterusnya.
Bagaimana bisa Persikad kependekan dari Persatuan Sepak Bola Indonesia Purwakarta? Usut punya usut, awalnya Persikad memang kependekan dari Persatuan Sepak Bola Indonesia Kota Depok, tapi karena alasan minim dukungan dana di kota asalnya, tim ini ditawarkan ke pihak Purwakarta. Alasannya, di Purwakarta ada orang-orang yang bersedia menyandang dana buat Persikad dan Purwakarta kabarnya memiliki stadion yang lebih representatif dibanding Depok.
Bagaimana dengan klub asli Purwakarta sendiri? Di sana ada Persipo, kependekan dari Persatuan Sepak Bola Indonesia Purwakarta (mungkin, ketika tim ini didirikan pada 1964, nama kota itu masih ditulis Poerwakarta). Persipo ini masih resmi Pemerintah (Kabupaten) Purwakarta, dengan ketuanya Bupati Dedi Mulyadi. Sampai sejauh ini, Persipo masih berlaga di Divisi Dua Liga Indonesia, kompetisi tingkat empat di negeri ini, di bawah Liga Super Indonesia, Divisi Utama, dan Divisi Satu. Jadi, di Purwakarta sekarang ada dua tim dengan pola akronim yang biasa dipakai di kompetisi perserikatan dulu. Di satu pihak, mungkin nama Purwakarta akan turut terangkat karena tim terdahulu, Persipo, masih berkutat di divisi yang lebih rendah. Di pihak lain, bagaimana dengan (pembinaan) sepak bola di Depok sendiri? Apakah akan muncul klub lokal dengan nama baru? Atau akan ada Persikad "Tandingan" misalnya?
entah harus bagaimana, beginilah sepakbola negeri kita. yg terpenting kita harus tetap mendukung tim yang sudah/akan mengharumkan nama kota kelahiran kita tercinta. seperti slogan: "support your locall team" demi menggairahkan animo sepakbola negri kita atau daerah kita ini.
Sabtu, 16 Mei 2015
Rapat klub Divisi Utama melahirkan pernyataan yang ditunjukkan kepada Presiden RI sampai CEO PT Liga Indonesia.
Para Pemain Persikad Purwakarta bersama bupati Dedi Mulyadi di pendopo purwakarta
Tifosipurwakarta.com - Klub-klub Divisi Utama Liga Indonesia menggelar rapat bersama PT Liga Indonesia pada Kamis (7/5) petang, di Jakarta. Hadir dalam rapat tersebut 54 perwakilan klub DU 2015 untuk membahas kelangsungan kompetisi.
Dalam rapat yang berlangsung kurang lebih lima jam itu, beberapa penawaran pun muncul dari PT Liga selaku operator. Seperti menggulirkan kompetisi pada Oktober 2015 dan berakhir Juni 2016 hingga menggelar turnamen untuk klub DU.
Namun segala kebijakan bisa berubah tergantung pada keputusan FIFA yang mungkin saja memberikan sanksi jika PSSI tak juga berdamai dengan Kemenpora hingga tenggat waktu yang diberikan, 29 Mei mendatang. "Kondisi ini memang sulit, yang kita harap PSSI dan Kemenpora bisa bersinergi," kata CEO PT Liga, Joko Driyono.
Yang pasti, dalam rapat tersebut seluruh klub sepakat untuk tetap berada di bawah naungan PSSI sebagai federasi sepakbola yang diakui FIFA dan enggan mengikuti instruksi Kemenpora untuk berada di bawah arahan Tim Transisi. Rapat selanjutnya akan diadakan pada 12 Mei nanti dalam Rapat Umum Pemegang Saham.
Selain itu, rapat tersebut juga menghasilkan surat pernyataan sikap yang ditunjukkan kepada Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo hingga CEO PT Liga, Joko Driyono. Dalam surat tersebut disampaikan beberapa poin:
1. Kami tetap mengakui Kepengurusan PSSI hasil Kongres Luar Biasa pada tanggal 18 April 2015 di Surabaya.
2. Kami tetap patuh / taat, tunduk dan mendukung setiap keputusan yang dikeluarkan oleh PSSI karena kami adalah anggota PSSI.
3. Kami meminta kepada Menpora RI agar dapat membatalkan / mencabut kembali Keputusan Menpora RI No. 01307 Tahun 2015 tanggal 17 April 2015 tentang pengenaan sanksi administratif berupa kegiatan keolahragaan PSSI.
4. Kami tidak dapat menerima dan mempertimbangkan setiap keputusan yang menyangkut dengan pembinaan persepakbolaan nasional yang dikeluarkan oleh lembaga / badan di luar kepengurusan / keputusan PSSI.
5. Kami meminta kepada Pimpinan DPR RI melalui Komisi X untuk memfasilitasi pertemuan antara Menpora, PSSI, PT Liga Indonesia dan seluruh klub Divisi Utama guna menemukan solusi terbaik.
6. PSSI dalam hal ini PT Liga Indonesia wajib mengganti segala biaya yang telah dikeluarkan untuk persiapan tim, panitia pelaksana dan biaya klub yang telah melaksanakan pertandingan kandang tandang pada tanggal 26-27 April 2015.
7. PT Liga Indonesia segera merealisasikan kompensasi subsidi klub sebagaimana disampaikan CEO PT Liga Indonesia pada pertemuan managers meeting Divisi Utama pada tanggal 20 April 2015.
Tifosipurwakarta.com - Klub-klub Divisi Utama Liga Indonesia menggelar rapat bersama PT Liga Indonesia pada Kamis (7/5) petang, di Jakarta. Hadir dalam rapat tersebut 54 perwakilan klub DU 2015 untuk membahas kelangsungan kompetisi.
Dalam rapat yang berlangsung kurang lebih lima jam itu, beberapa penawaran pun muncul dari PT Liga selaku operator. Seperti menggulirkan kompetisi pada Oktober 2015 dan berakhir Juni 2016 hingga menggelar turnamen untuk klub DU.
Namun segala kebijakan bisa berubah tergantung pada keputusan FIFA yang mungkin saja memberikan sanksi jika PSSI tak juga berdamai dengan Kemenpora hingga tenggat waktu yang diberikan, 29 Mei mendatang. "Kondisi ini memang sulit, yang kita harap PSSI dan Kemenpora bisa bersinergi," kata CEO PT Liga, Joko Driyono.
Yang pasti, dalam rapat tersebut seluruh klub sepakat untuk tetap berada di bawah naungan PSSI sebagai federasi sepakbola yang diakui FIFA dan enggan mengikuti instruksi Kemenpora untuk berada di bawah arahan Tim Transisi. Rapat selanjutnya akan diadakan pada 12 Mei nanti dalam Rapat Umum Pemegang Saham.
Selain itu, rapat tersebut juga menghasilkan surat pernyataan sikap yang ditunjukkan kepada Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo hingga CEO PT Liga, Joko Driyono. Dalam surat tersebut disampaikan beberapa poin:
1. Kami tetap mengakui Kepengurusan PSSI hasil Kongres Luar Biasa pada tanggal 18 April 2015 di Surabaya.
2. Kami tetap patuh / taat, tunduk dan mendukung setiap keputusan yang dikeluarkan oleh PSSI karena kami adalah anggota PSSI.
3. Kami meminta kepada Menpora RI agar dapat membatalkan / mencabut kembali Keputusan Menpora RI No. 01307 Tahun 2015 tanggal 17 April 2015 tentang pengenaan sanksi administratif berupa kegiatan keolahragaan PSSI.
4. Kami tidak dapat menerima dan mempertimbangkan setiap keputusan yang menyangkut dengan pembinaan persepakbolaan nasional yang dikeluarkan oleh lembaga / badan di luar kepengurusan / keputusan PSSI.
5. Kami meminta kepada Pimpinan DPR RI melalui Komisi X untuk memfasilitasi pertemuan antara Menpora, PSSI, PT Liga Indonesia dan seluruh klub Divisi Utama guna menemukan solusi terbaik.
6. PSSI dalam hal ini PT Liga Indonesia wajib mengganti segala biaya yang telah dikeluarkan untuk persiapan tim, panitia pelaksana dan biaya klub yang telah melaksanakan pertandingan kandang tandang pada tanggal 26-27 April 2015.
7. PT Liga Indonesia segera merealisasikan kompensasi subsidi klub sebagaimana disampaikan CEO PT Liga Indonesia pada pertemuan managers meeting Divisi Utama pada tanggal 20 April 2015.
Langganan:
Postingan (Atom)